Senin, 30 Maret 2015

Just For Fun

Diposting oleh Rumah Kopi di 06.54 0 komentar
Senin (n) sebagian orang membenci hari ini meskipun ia tidak pernah salah. Kalau aku pribadi, baik Senin maupun Jumat tak ada bedanya. Hari-hari penat. Menerima gaji juga cuma numpang lewat. Tapi tetap saja semangat karena ada yang selalu merhatiin. Kasih sayangnya seperti infus yang menggelontorkan kekuatan luar biasa. ^_^

Menjalani hari-hari tanpa beban. Hari-hari ya, seperti ini. 

Beban itu apa? Bentuknya seperti apa? Yang terpenting manusia terus berusaha. Jika beban itu adalah anak tangga, maka jika berhasil melewati masalah (beban) tingkat kemampuan semakin meningkat, bukan?

Mbohlah happy aja! Ada beban tetap makan, jajan, jalan, liburan, kan berarti beban tidak bisa mempengaruhi! 

Mungkin kalau manusia dibiarkan hidup begitu saja tanpa sesuatu yang membatasi langkahnya (beban, masalah, kesulitan) si situ manusia akan liar seliar-liarnya. Lupa bagaimana caranya meminta pada Tuhan lewat doa yang setiap saat dirapalkan. 


Achmad Tohari dalam bukunya yang bertajuk 'Ronggeng Dukuh Paruk' berkata, "Bahagia adalah milik orang yang menerima." Sampai saat ini terkadang aku berpikir keras, bagaimana bisa bahagia dan menerima saat aku dihadapkan pada perlakuan paling keji dari sesama manusia. Well, itu PR! 

Menerima dengan legowo mungkin itu sulit. Yang ada paling hanyalah 'belajar' menerima. Lalu berpikir kembali, namanya juga belajar ya, sudah pasti sukar. Kalau mudah untuk apa dipelajari? Segalanya butuh proses serta pemahaman pelan-pelan. 

Setiap hari belajar. Di awali belajar bersyukur. Mensyukuri apa saja yang saat ini masih dimiliki. Napas, kesehatan, cinta, mimpi! Bayangkan saja jika semua itu tidak lagi bercokol di tubuh kita menempati bagiannya masing-masing. 

Anggap saja dunia ini kanvas. Kanvas sudah pasti putih dan manusia adalah warna. Jadi, jika ingin melihat pelangi lukislah warna-warna cerah. Tetapi jika ingin melihat awan pekat, goreskan saja tinta paling hitam yang kaupunya. Dari sini kita paham bahwa segala sesuatu berasal dari diri sendiri, bukan? Berhenti menyalahkan orang lain.

Terkadang, aku juga ingin melontarkan kata kasar. Makian paling liar. Membawa rombongan binatang untuk dilempar ke orang-orang yang membuatku gusar! Tetapi hal ini tidak pernah aku lakukan bukan karena tidak punya keberanian. Lebih dari itu. Aku tahu hidup adalah proses panjang yang terus berksinambungan. Penyesalan atas kesalahan yang pernah dilakukan akan mengendap dan tinggal dalam kurun waktu yang lama. 

Penyesalan tidak akan terhapus meskipun kita sudah mengucapkan maaf. Maka dari itu aku sangat menghindari mengucapkan kata kasar yang mungkin bisa melukai orang lain.

Pernah mendengar cerita ini? Ketika seorang anak sedang marah, si bapak menyuruhnya memalu sebuah paku pada   papan. Hal itu dilakukannya berulang saat emosi menguasai hati. Lalu, selang berapa lama si bapak menyuruh anaknya mencerabut paku-paku itu. Yang terjadi tentu saja papan tersebut penuh lubang menganga. 

Seperti itulah ketika manusia berbuat kesalahan pada orang lain. Layaknya paku yang ditancap lalu dicabut itu, sakitnya hilang namun masih membekas. Jadi, ketika masih bisa mengucapkan kalimat yang baik, kenapa mesti memaki?

Aku rasa kita tidak akan puas meskipun berteriak lantang, mengucapkan kata kotor saat marah. Sama halnya seperti oranga mabuk yang katanya bisa melupakan masalah yang menumpuk. Tapi bukankah setalah sadar kepalanya pusing berputar-putar? Nah, mungkin seperti itu.

Selain itu yang menjadikan derajat kita naik bukan hanya perkara materi. Namun kepiawaian kita membawa diri di tengah masyarakat, cara kita menghargai orang lain itu merupakan cerminan dari kepribadian. Apa-apa kuncinya diri sendiri. Jika ingin dihargai orang lain, mulailah dari diri sendiri.

Well, jika kemarin membahas wanita seperti apa yang layak dinilahi, saat ini giliran mengupas laki-laki seperti apa yang pas dijadikan suami. :)



  • ciri pria menjadi suami hebat oleh Asmara SegiEmpat


    Setiap wanita pasti ingin mendapatkan pria yang tepat yang akan mendampinginya seumur hidup. Karena pria seperti itu tidak hanya akan menjadi suami hebat tapi juga akan menjadi ayah yang baik dan hebat untuk anak-anaknya kelak. Untuk mendapatkan pria yang seperti itu, Anda tidak harus mencari pria yang sempurna. Karena Anda tidak akan pernah mendapatkan kriteria seperti itu di dunia nyata.

    Yang perlu Anda lakukan hanyalah melihat sifat, karakter serta semua perlakuannya kepada Anda selama ini. Dengan melihat semua hal tersebut, maka Anda bisa yakin kalau pria tersebut memang pantas untuk mendampingi Anda.

    Berikut ini adalah beberapa ciri pria yang bisa menjadi suami hebat:

    • Perlakuannya Kepada Anda

    Seorang wanita sangat suka untuk dimanja serta diperlakukan dengan baik dan spesial. Meskipun pria hebat tidak akan selalu memanjakan Anda, tapi dia akan selalu berusaha untuk berbuat baik untuk Anda dan menyayangi Anda sepenuh hati. Pria seperti ini biasanya akan dengan senang hati mendengarkan cerita dan keluh kesah Anda, meminta maaf meskipun bukan dia yang salah dan menunjukkan rasa hormatnya kepada Anda.

    • Selalu Memberikan Perlindungan

    Seorang pria memang ditakdirkan untuk menjadi pelindung, baik kepada Ibunya, saudara, terlebih lagi untuk istri dan anaknya. Oleh karena itu, jika selama ini pasangan memang selalu memberikan perlindungan kepada Anda, berarti dia memang serius kepada Anda. Tidak hanya itu, hal itu juga berarti kalau dia memang pria yang baik dan bisa diandalkan.

    • Mencintai Apa Adanya

    Seorang pria hebat akan mencintai Anda apa adanya, baik dari luar ataupun dalam. Dia akan selalu menerima Anda, bagaimanapun keadaan Anda saat ini. Karena bisa saja sekarang ini wajah Anda masih cantik dan menarik perhatiannya. Tapi suatu saat nanti wajah Anda pasti akan berubah dan tidak akan secantik dulu lagi. Jadi pastikan kalau dia tidak hanya mencintai Anda dari fisik tapi juga dari hat


Seorang pria yang bertanggung jawab dan memikirkan masa depannya pasti akan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta pendamping hidup dan keturunannya. Hal itulah yang kemudian akan membuat mereka bekerja keras sebagai persiapan untuk memberikan nafkah kepada keluarganya. Pria seperti ini tidak akan bermalas-malasan dan akan berusaha keras untuk bisa mendapatkan penghasilan dan menjadi orang yang mapan.

  • Mandiri

Karena nantinya dia akan menjadi pemimpin untuk keluarganya, maka sudah seharusnya seorang pria memiliki kemandirian. Anda bisa melihat hal tersebut dari kehidupannya sehari-hari. Apakah dia mulai membangun usaha atau bekerja untuk mencukupi kebutuhannya tanpa harus meminta dari orangtuanya atau justru keuangannya masih dibantu orangtuanya, apakah dia orang yang suka lari masalah atau justru akan menghadapi masalah secara jantan. Dengan melihat sifat-sifat tersebut, maka Anda bisa tahu apakah dia memang adalah orang yang mandiri.


  • Selalu Tepat Janji

Seorang pria sejati akan selalu berusaha untuk menepati janjinya. Dia pasti akan berusaha untuk selalu menepati janji yang telah diucapkannya. Anda bisa melihat hal tersebut dari hal-hal sepele yang dia janjikan kepada Anda. Meskipun hal-hal tersebut terlihat sepele, namun hal itu merupakan tanda kalau dia memang pria sejati yang bisa diandalkan. Kalau hal sepele saja dia bisa ingat, dia pasti tidak akan pernah melupakan hal besar.

  • Memiliki Kepercayaan Diri

Untuk menjadi pria hebat, tidak perlu wajah yang rupawan dan tubuh yang atletis. Yang paling penting adalah pria tersebut memiliki kepercayaan diri akan potensi dirinya. Jika dia memiliki sifat seperti itu, dia pasti akan merasa lebih nyaman terhadap dirinya sendiri dan akan berusaha untuk tampil apa adanya. Tidak hanya itu, rasa percaya diri ini juga akan membuatnya bisa melalui hambatan dengan lebih mudah.

  • Bermoral Baik

Tidak hanya masalah kemapanan dan kemandirian, seorang pria hebat juga harus memiliki moral yang baik. Karena sebagai pemimpin, dia akan menjadi panutan bagi Anda serat anak-anak Anda. Anda bisa melihat moral dan sifat seorang pria dari pergaulannya, penggunaan kata ketika dia sedang berbincang, caranya menanggapi masalah dan sebagainya. Dengan melihat hal tersebut, Anda bisa yakin kalau pasangan Anda saat ini bisa menjadi suami hebat untuk Anda dan ayah yang baik untuk anak-anak Anda kelak.

Minggu, 29 Maret 2015

Unforgattable Moment

Diposting oleh Rumah Kopi di 21.31 0 komentar

"Nanti saja beli kaos kaki di 7-11," katamu pelan. 

Aku. Tentu saja tidak senang mendengar kalimat itu meski kau melafalkannya dengan intonasi lembut. Kau tahu sendiri aku benci permintaanku tak segera dituruti. Aku membanting badanku di sofa. Bibirku sedikit mengerucut. Mataku tajam membidik bayanganmu yang tengah sibuk mengenakan sepatu. 

"Ini pakai," 

Reflek senyumku mengembang. Aku berjingkat mengambil kaos kaki putih tersebut.

Barangkali kejadian itu tidak lagi menghuni ingatanmu, Sayang. Tetapi tidak begitu denganku. Aku mengingatnya. Dan akan terus menyimpan rekaman kejadian itu dengan baik.

Asal kautahu, membahagiakanku tidak harus dihujani dengan hadiah. Bukan berarti aku tidak sudi menerima pemberianmu. Lebih dari itu, pengorbanan kecil yang terlahir dengan ketulusan, itulah bentuk kasih sayang sebenarnya.

Apa kau juga mengingat hal ini? Emmm ... sebenarnya aku bukan type manusia yang suka merepotkan orang lain. Meskipun manja aku ini mandari, kautahu? Tetapi ada kalanya, aku ingin tahu seberapa lapang hatimu saat menghadapiku?

Waktu itu aku menyodorkan tasku yang tentu saja berat. Seperti itulah, Sayang. Kalau bepergian, aku layaknya keong yang bawa-bawa isi rumah.

Kau mengambilnya dari tanganku. Tas itu. Dan kau nampak bersahaja tanpa banyak komplain. Aku baru pertama kali melakukan hal itu. Dan kau membuatku semakin mengagumimu. Kau laki-laki mahalku, laki-laki hebat yang tidak keberatan membawakan tasku yang berat. Aku senang. Sungguh. Aku pikir, cinta memang seperti ini. Meluluhkan gengsi.

Inti dari semunya adalah aku akan menghargai hal kecil yang kaulakukan untukku meskipun barang kali itu tidak berarti, namun aku lebih menyukainya karena cinta adalah tindakan bukan hanya sekadar ucapan.

Kita tidak bisa mencintai tanpa memberi, dan kita tidak bisa memberi tanpa dasar cinta.

Aku takut jenuh, apalagi yang namanya bosan jangan sampai. Maka dari itu aku selalu ingin sesuatu yang beda setiap hari. Maksudku, jangan menjadikan semua hal sebagai rutinitas seperti jarum jam yang bergerak ke satu arah dan satu tempat. 

Cinta itu seperti kopi. Lebih nikmat diminum saat masih hangat. Tetapi resikony kopi itu cepat habis. Alternatif lainnya, nikmati kopi dengan cara diseruput pelan-pelan. Namun itu juga ada resikonya. Kopi keburu dingin.

Tetapi, bagi penikmat kopi sejati, disajikan hangat atau pun atau dingin, tak masalah. Yang terpenting cita rasa kopi itu mampu meberikan sensasi serta semangat yang menyertai langkah kita menggapai semua impian.

Aku ingin punya beberapa rumah kontrakan/kos-kosan. Aku juga ingin memiliki coffee shop. Bantu aku mewujudkan semuanya. Berdua kita bisa. Kecerdasanmu dan semangatku semoga mengantarkan kita sebagai pasangan muda yang sukses. Aamiin.

  • Bagaimana jika kita mulai bosan dengan hubungan cinta yang sudah dibina cukup lama? Mengatasi rasa bosan dalam hubungan cinta tentu tidak mudah karena dibutuhkan komitmen serius untuk mempertahankan cinta.

    Banyak hal dapat membuat seseorang bosan dalam menjalin hubungan cinta. Terlalu sering bertemu dan melakukan hal yang itu-itu saja bisa menjadi penyebabnya. Jika tidak segera diatasi, bisa berujung pada berakhirnya hubungan atau mungkin berawalnya perselingkuhan. Oleh karena itu, untuk mengatasi rasa bosan, kedua belah pihak harus mengatasinya bersama-sama. Berikut ini tips mengatasi rasa bosan dalam hubungan percintaan.

  • 1. Kurangi intensitas pertemuan

    Kebanyakan penyebab utama timbulnya rasa bosan adalah terlalu sering bertemu dengan pasangan. Ada baiknya jika Anda dan pasangan mulai mengurangi intensitas pertemuan. Namun tetaplah jaga kualitas komunikasi dengan pasangan walaupun kuantitas pertemuan berkurang.

  • 2. Cari kegiatan baru

    Jika Anda dan si dia melakukan hal yang itu-itu saja, seperti pergi ke café, nonton di bioskop, atau lainnya, cobalah untuk melakukan kegiatan baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Dalam hal ini, kedua belah pihak harus berpikir kreatif untuk menciptakan hal-hal baru seperti masak bersama, mengunjungi sanak saudara salah satu pasangan, ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan lainnya.

  • 3. Berikan kejutan kecil

    Mungkin terdengar sepele, tetapi cara ini dapat membuat hubungan menjadi lebih segar. Berikan kejutan-kejutan kecil yang dapat membuat si dia senang, tidak harus dengan barang yang mahal atau membawanya ke tempat romantis. Hal yang sederhana pun bisa menjadi kejutan.

  • 4. Pergi keluar bersama teman atau keluarga pasangan

    Tidak ada salahnya jika Anda dan si dia pergi keluar bersama teman atau keluarganya. Gunakan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan keluarga pasangan – hal ini juga dapat berdampak baik terhadap hubungan Anda. Yang penting, saat Anda pergi bersama teman atau keluarga pasangan, tetaplah perhatikan pasangan Anda di sela-sela pembicaraan.

  • 5. Berlibur bersama

    Manfaatkan hari libur untuk berlibur bersamanya, entah itu ke pantai, pergi mendaki, atau lainnya. Sebelum mengajaknya berlibur, lebih baik Anda membicarakannya dulu dengan pasangan, pilihlah lokasi yang ingin Anda dan pasangan kunjungi. Jangan lupa untuk mengabadikan setiap momen bersama dengannya saat berlibur.

  • 6. Cari tempat baru untuk kencan

    Jika biasanya Anda pergi ke tempat yang itu-itu saja untuk berkencan, coba ajak si dia untuk pergi ke tempat yang baru. Supaya lebih seru, Anda dan pasangan bisa berlomba mencari referensi tempat kencan baru yang belum pernah dikunjungi.

  • 7. Nostalgia kesan pertama bertemu dengan nya

    Tidak ada salahnya jika Anda mengenang kembali masa saat Anda bertemu pertama kali dengan pasangan. Ceritakan kembali bagaimana sulitnya mendapatkan hatinya, kesan pertama menjadi kekasihnya, atau mengingat kebaikan dan pengorbanan yang telah dia lakukan untuk Anda.



Sabtu, 28 Maret 2015

SONIC OF THE YOUTH

Diposting oleh Rumah Kopi di 20.50 0 komentar




Hari ini lumayan gemesin. Semuanya nggemesin. Sabar. ((kata sabar adalah gusar yang terlontar :v ))

"Kamu nggak beli HP baru?" Pertanyaan itu kurang lebih sama dengan ini, "Kamu betah banget tinggal di luar negeri!"

Pertanyaan itu tidak salah. Hanya saja sedikit mengganggu. Menggaggu dalam arti aku harus berkamuflase lagi menipu diri sendiri dan kembali menyampaikan kalimat klise.

Jadi begini, siapa sih, yang tidak ingin memiliki gadget keluaran terbaru? Siapa ya, yang betah tinggal sama orang lain? Nah, semua dikembalikan lagi dengan keadaan. Beli HP sih, bisa tetapi tanggungan yang menumpuk itu kapan selesainya jika asyik mengikuti setiap keinginan yang muncul seperti fitrahnya perut.

Kautahu? Perut itu setelah diisi makanan enak sampai kenyang, setelah beberapa jam akan lapar kembali. Aku rasa semua keinginan yang lahir atas dasar napsu, tidak akan pernah ada habisnya. Intinya menuruti kesenangan tidak akan pernah terpuaskan sebab perusahaan gadget terus menciptakan inovasi terbaru. Teknologi terus maju sepanjang masa. Sampai kiamat, mungkin. 

Sedangkan manusia itu memikiliki keterbatasan, bukan? Aku tak selamanya muda. Tak selamanya bisa bekerja. Tak selamanya memiliki kesempatan seperti ini. Semua ada masanya. Aku tahu hidup bukan saja untuk mempersiapkan kesejahteraan hari esok. Tetapi juga untuk membahagiakan diri sendiri. Hari ini.

Tapi tunggu dulu! Bukankah membahagiakan diri sendiri tidak harus dengan memiliki HP keluaran terbaru? Buat apa? Biar dibilang gaya? Biar nambah ke-PD-an? Buat apa? Manfaatnya apa? 

Sekarang begini sajalah, lihat ke adaan dulu. Kalau tidak terbentur dengan kewajiban yang lain ya, tidak masalah membeli kebutuhan skunder. Kebutuhan barang yang keberadaanya tidak terlalu penting itu! Nah, fokus dulu ini ditarget 35 jt dalam jangka 4 bulan. Oh, my God! Save me :(

Semua itu merupakan investasiku, kelak.  Lagi pula aku sudah terdidik mendapat apa yang kumau dan lihatlah hasilnya aku sulit bertoleransi atau sekadar memaklumi orang lain jika apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan keinginanku. Lihatlah betapa emosiku sangat kacau. 

Aku adalah calon istri, mama dari anak-anak yang kebutuhannya harus di atas kepentinganku sendiri. Ini bukan klise atau apalah! Tapi aku belajar dari buk e yang memprioritaskan anak-anak dan suaminya. Kalau tidak belajar dari sekarang, nanti malah menyusahkan diriku sendiri dan suami.

Tahan dulu. Sabar dulu. Bukan tidak bisa beli. Melainkan belum bisa beli.

Hidup ini takarannya ada pada diri sendiri. Aku tidak perlu ambil pusing dengan anggapan mereka. Toh paling kalau punya barang baru ya, di"wah" doang. Tapi kalau ujung-ujungnya aku tidak punya sejumlah tabungan maka orang lain akan berkata: "wahahaa begonya. Hasil kerjanya disia-siain" :(





  • Kesuksesan kadang hanya dilihat dari kecukupan materi. Katakanlah mobil, rumah atau kebutuhan sekunder lainnya. Tapi sebenarnya, seseorang dapat dikatakan sukses jika sudah bisa memenuhi kebutuhannya, termasuk kebutuhan jasmani ataupun rohani. Bayangkan jika kebutuhan materi sudah terpenuhi tapi tidak ada kebahagiaan di dalam kehidupannya. Menyedihkan, bukan? Nah, apakah Anda sudah mencapai kesuksesan yang Anda impikan? Sebenarnya keberhasilan seperti apakah yang Anda inginkan?

  • 1.Keberhasilan

    business

  • dari kegagalan

    Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, dan bila Anda ingin berhasil, Anda harus berani gagal. Kegagalan bukan untuk dihindari, tapi harus diraih dan belajar untuk dapat berhasil nantinya. Untuk itu, Anda juga perlu bermental baja.

  • 2.Keberhasilan dalam melakukan perubahan

    Apa pun usaha yang Anda lakukan, resikonya hanya dua: berhasil atau gagal. Jika Anda gagal, masalahnya kembali lagi bagaimana mengubah kegagalan menjadi keberhasilan. Seseorang yang ingin sukses tentu akan bangkit dan belajar dari kesalahannya.

  • 3.Keberhasilan dari ketekunan berusaha

    Beberapa orang memang bisa mendapatkan kesuksesan seperti durian runtuh. Tapi ketika terjun ke dunia yang sesungguhnya, Anda akan bertemu orang-orang sukses dari berbagai latar belakang. Ini menunjukkan bahwa status sosial, usia, maupun pendidikan tidak selalu berhubungan dengan keberhasilan. Ketekunanlah yang akan mengantarkan Anda pada keberhasilan.

  • 4.Keberhasilan mensejahterakan keluarga

    Dalam kehidupan berkeluarga, kesuksesan seseorang dapat dilihat bagaimana ia membahagiakan anak-istrinya secara lahir batin. Adakalanya kesuksesan sering membuat seseorang jauh dari keluarga karena waktunya habis untuk pekerjaan atau usahanya. Waktu yang berkualitas bersama anak dan istri dilewatkan demi mengejar karier dan usahanya. Padahal mungkin keberhasilan yang diidamkan keluarganya adalah keseimbangan antara materi dan rohani.

  • 5.Keberhasilan yang bermanfaat bagi orang lain

    Idealnya, keberhasilan Anda dapat memberikan pengaruh positif kepada sesama, terutama mereka yang selalu ada saat Anda berusaha meraih keberhasilan dan menemani Anda belajar dari kegagalan.

    Setiap orang berhak meraih kesuksesan, tetapi kenyataannya tidak semua orang mau 'membayar harganya'. Tekad dan kemauan yang gigih dibutuhkan untuk melewati proses meraih kesuksesan yang terkadang melelahkan dan menyakitkan. Ingatlah bila Anda telah meraih kesuksesan yang Anda idamkan, semua itu juga dimaksudkan untuk memberikan kebahagiaan terhadap keluarga mau pun orang lain yang telah mendukung Anda selama ini.

Jumat, 27 Maret 2015

Have Something Merry, Please!

Diposting oleh Rumah Kopi di 08.56 0 komentar


Selamat pagi. Jumat yang basah. Membuatku rindu akan kenangan yang tertinggal di rumah. Pagi ini apakah kamu masih semangat seperti biasanya, Lalaland?

Kalau aku sendiri, emmm entahlah! Hari ini ingin bercerita apa, ya? Aku seperti orang linglung. Mungkin karena kurang tidur. Atau kebanyakan minum obat. :(

Lalaland, untuk kedepannya harapan apa yang masih bercokol di benakmu?

Aku! Harapan, ya? Jika membicarakan harapan, terkadang membuatku takut. Kautahu? Sebab, manusia sering dikecewakan oleh harapannya sendiri yang terlampau tinggi itu sehingga ketika yang terjadi tidak sesuai dengan yang dicitakan, rasanya seperti terlempar ke jurang. Dalam sekali. Untuk kembali kepermukaan, tentu saja butuh kekuatan yang lebih-lebih. Tersebab saat itu jiwa kita terlanjur rapuh.

Mungkin itu sementara. Tetapi, di situlah letak dari perjuangan. Berjuang untuk meraih kembali impian yang telah hilang. Kadang semangatku seperti laju metro mini yang membelah jalanan ibu kota--gas pol, dan terkadang rem mendadak.

Aku harus lebih berhati-hati dan selalu berdamai dengan keadaan sebab dalam hidup ini tidak pernah ada jaminan kepastian selain kelaparan ketika tidak makan, mati jika sudah waktunya.

Oh, iya. Untuk meminimalisir rasa kecewa, sebaiknya tidak perlu terlalu berharap pada orang lain. Maksudku begini, boleh saja kita memupuk impian tentang banyak hal namun yang harus diingat, kunci dari keberhasilan itu ada pada kita. Orang lain kebagian peran untuk menyemangati. Bukan didapuk sebagai juru kunci meraih mimpi.

Terlalu berharap, siap-siap menerima kecewa. Ini bukan membahas masalah perasaan atau cinta apalah itu! Bukan. Kita berfokus pada hal umum saja. 

Jadi begini, segala hal berasal dari Tuhan. Bukan dari orang lain. Kesialan itu! Kesedihan itu! Semuanya. Jadi, untuk apa menyalahkan sekitarku? Bukankah malah akan membentuk jarak sehingga saat-saat rapuh, ketika butuh seseorang untuk mengeluh, yang tertinggal hanya perasaan angkuh. 

Manusia butuh manusia. Manusia selayaknya memanusiakan sesama manusia. Iya, iya, aku akan lebih lentur lagi dari sebelumnya. Jika kemarin, setiap kekecewaan, kegelisahan, selalu disikapi dengan emosi, justru disitulah aku kehabisan tenaga untuk hal sia-sia. Marah. Untuk apa? Marah itu perkara paling gampang dilakukan. Tapi, bisakah marah dengan cara yang benar di saat yang tepat?

untuk hal itu aku angkat tangan sebab rasa marahku melesat jauh lebih cepat dari kedipan mata saat kelopaknya mengering. 

Hidup ini menawarkan dua hal, bukan? Kita bisa jadi bajingan, atau jadi manusia baik yang mengikuti aturan Tuhan semua tergantung diri sendiri. Oh, bukan. Tergantung lingkungan juga. Banyak manusia baik yang ketika dicemplungkan dalam gerombolan manusia layaknya binatang, lambat laun ia juga akan berperilaku serupa. 

Kadang, hati nurani diabaikan karena dianggap paling menyesatkan. Ketika manusia sudah banyak memamah luka, hatinya tidak akan lagi peka. Sewaktu manusia sering tertipu oleh perkiraannya sendiri yang keliru, pikirannya pun terkadang keras seperti batu.

Kembali pada niat awal. Untuk apa berbuat baik? Jika semata demi memperoleh pujian, semua akan menguap pelan-pelan. Tetapi jika kebaikan itu terlahir untuk memperbaiki diri sendiri maka apa pun perlakuan orang lain, selalu ada seribu maaf untuk mereka. 

Lagi pula, aku juga banyak melakukan kesalahan. Aku juga minta maaf pada diriku sendiri yang selama ini sibuk, tapi entah sibuk apa? Setiap memejamkan mata, ada perasaan menyesal jika satu hari kemarin hanya terlewati dengan begitu saja.


Aku harus belajar. Aku harus belajar. Jika mereka bisa, mengapa aku tidak! Belajar apa saja yang penting satu hari berikutnya tidak hanya dijalani dari turun ranjang dan kembali ke ranjang dengan sia-sia.

Ada banyak cinta untukku! Mengapa hari ini sendu? 

wake-up and smile, please! :)




Selasa, 24 Maret 2015

My Happy Ending

Diposting oleh Rumah Kopi di 23.29 0 komentar

Ia yang tetap bertahan meskipun tahu pasangannya penuh kekurangan, dan tak pernah berniat mundur meskipun tahu bahwa hidupnya penuh kesulitan, maka sebenarnya ialah yang pantas dijadikan kesayangan.


Sebelumnya, kusampaikan terima kasih padamu laki-laki yang rela menjadikan pundaknya untukku bersandar. Yang bersedia membelah hujan badai demi urusan perutku tentu saja supaya tidak lapar. Dan untuk semuanya terima kasih. Ah, aku tahu bahwa ucapan itu tidak bisa mewakili betapa bersyukurnya aku telah menjadi bagian dari hidupmu.



Sayang, aku ingat betapa perjuanganku mendapat tempat di hatimu yang sudah hampir beku itu, kerap membuatku mati kutu. Ya, kau adalah laki-laki yang paling susah kutaklukan. 



Pernah pada suatu malam, aku terisak dalam obrolanku pada Tuhan, bahkan waktu itu aku sempat bertanya, "Apakah laki-laki yang kau bawa ke hadapannku ini tidak punya hati, Tuhan?" 



Waktu itu aku hampir patah. Lalu aku berpikir, jika pada hal yang sulit aku selalu kalah, maka selamanya aku tak pernah dewasa.



Tuhan menjawab doaku. Kesabaran ini telah membuahkan hasil. Akhirnya, waktu berpihak padaku dimana aku telah tahu bahwa hatimu itu selembut puding. :)
Di balik sikapmu yang keras itu, betapa kau sangat menyayangiku. Berkali-kali kau meyakinkanku bahwa kau milikku dan sebaliknya begitu.



Terkadang, aku menyadari bahwa kehidupanmu yang tengik itu telah membentuk karakter lain pada dirimu sehingga aku kesulitan menemukan mana kepribadianmu sebenarnya? Itu cerita dulu, Sayang.


Harus ingat ini: Aku adalah refleksi dirimu. Dan kau cerminku. Ketika aku berteriak, kau pun meledak. Ketika aku merajuk, kau tak sudi membujuk. Saat aku berucap kasar, kau kian liar. Hah! Matilah aku. Aku tak bisa dan jikalau pun bisa, aku tak akan pernah menghapusmu dari cermin itu. Biar saja kau abadi di sana. 

Karena kau cerminku, saat aku tersenyum kau pun tersenyum. Waktu aku manyun kau pun tak nampak santun. Baiklah, pada cermin itu hanya akan kusuguhkan senyum dan canda tawa paling ceria. Aku mengalah. Aku harus mengalah. Aku yakin keegoisanmu akan luluh ketika aku sudah benar-benar menjadi tanggung jawabmu, kelak.



Menikah bagiku juga bukan perkara cinta. Lebih dari itu ketika segala urusan yang menjadi tanggung jawabmu dan juga tanggung jawabku pada ke dua orangtua telah rampung, tentu dengan iklas aku akan mengabdikan diriku padamu laki-laki yang telah berani menanggung dosa-dosaku kelak. 

Iya, menikah bukanlah akhir dari petualangan untuk bermain, bersenang-senang. Kita berdua adalah suatu tim yang akan saling menguatkan, mendukung, tentang segala hal yang menjadi cita-cita, maupun kesenangan dari ke duanya.

Kita akan keliling dunia, 'kan? Diawali dengan menelusuri jalan di sepanjang bantaran Sungai Neva yang membeku pada puncak musim dingin, atau menghabiskan waktu menikmati senja, menyeruput machiatto disela-sela obrolan kita di suatu kedai kopi di salah satu sudut St.Petersburg.

Aku ingin membuat wanita-wanita lain iri pada apa yang aku punya! Bukan perkara paras. Tentu saja bukan itu! Aku ingin mereka takjub padaku, meskipun sudah menyandang gelar istri, tetapi aku masih bisa mengekspresikan diriku dengan dunia yang aku cintai. Aku tidak mau menjadikan diriku wanita yang kaku. Berdandan ala ibu-ibu seraya mengahabiskan waktu membeku di dapur hanya untuk mempersiapkan jamuan untukmu. Tentunya kau pun tidak rela jika keberadaanku di hidupmu hanya sebatas menjadi pembantu rumah tangga yang bergelar nyonya?

Dan aku pun tidak akan pernah mengikatmu untuk bersosialisasi dengan seluruh temanmu di belahan dunia. Kau bebas menjadi dirimu. Mimpi-mimpimu yang gila itu, jalan pikiranmu yang selalu membuatku takjub itu, ya, akan kubiarkan kau tetap liar karena itu adalah salah satu alasan mengapa aku merelakan diriku mendampingimu sampai salah satu dari kita atau barangkali sampai kita sama-sama dipanggil olehNya.

Laki-lakiku, bukankah pernikahan itu adalah dunia baru yang tentu membutuhkan persiapan lebih dari sekadar dua manusia yang sudah cukup matang secara usia?

Maka dari itu, sebelum kita benar-benar mantab untuk melangkah ke sana, izinkan aku menjejali otakku dengan berbagai ilmu, mempercantik kepribdianku supaya kelak kau tak akan pernah menyesal telah memilihku.

Api cinta ini jangan sampai padam. Kita harus kompak menjaga komitmen yang ada. Seperti babi ngepet dan penjaga lilinnya, ke duanya bekerja sama dan tahu menjalankan tugas masing-masing. :D

Kautahu, aku tidak akan menggantungkan diri dan hanya menjadi bebanmu. Lebih dari itu kita berdua akan melangkah berdampingan bekerja keras mewujudkan hal-hal gila selama ini hanya menjadi wacana semata. 

Tunggu dulu, sebelum kita saling membahagiakan, sebagai anak sudah selayaknya kita memberikan hadiah terindah pada ke dua orangtua, membebaskan mereka dari kemalangan di usianya yang telah senja, melukis senyum nan damai saat melepas kita ke alam yang maha liar, membiarkan kita membentuk dunia kecil yang di dalamnya hanya ada aku, kau, dan buah hati kita.

Apakah kita mau tinggal di Rusia, atau di Georgia, bagiku asal bersamamu, di mana pun berada di situlah surga kecil kita, Sayang.

Terima kasih telah memilihku. :)

SETIA

Diposting oleh Rumah Kopi di 12.53 1 komentar


Kesetiaan itu letaknya di hati. Sudah pernah kusampaikan bahwa apa yang ada di sana, rahasia adanya. Setia itu nggak harus menutup diri dari lawan jenis dalam artian keduanya bebas berteman atau sekadar bersosialisasi. Asal punya batasan dan bertanggung jawab menjaga perasaan orang yang disayangi. Itu saja.


Jadi begini. Aku pikir poseseif itu hanya ada pada mereka yang kurang percaya diri. Minder. Takut kalau pasangannya diambil orang sehingga rela gitu menjadikan dirinya sebagai satpam, atau bahkan anjing yang ngejagain, ngawasin pasangan yang notabene baru berstatus pacar doang.

Kalau aku pribadi, bukannya takut kalah saingan, atau gimana? Hanya nggak mau dibegoin cowok. Nggak sudi dianggap bodoh lalu gampang ditipu. Di sini bilang sayang, di sana bilang kangen. Sumpah! Mati aja cowok kek gitu!

Mendingan, kalau sudah nggak ada rasa sama pasangan, ya, akhiri saja hubungan kalian. Jangan main-main sama perasaan orang. 


Sekali lagi aku mau membahas masalah majang foto di sosmed yang marak dilakukan banyak pasangan. So far selama itu nggak merugikan orang lain, ya, terserah sih, kalau mau ngelakuin. Tapi perlu kamu tahu, dengan begitu belum tentu pasanganmu aman dalam cengkeramanmu, Lass.

Orang lain nggak ngegodain pasanganmu. Lha belum tentu pasanganmu nggak nyamperin cewek di luar sana.

Nggak percaya? Baik, aku buktiin bahwa 99 dari 100 cowok itu, ganjen sama cewek lain meskipun dia berstatus pacaran!



Ini dua cowok yang berbeda. Di FB mereka manis-manis sama pasangan. Nah, di belakang malah kek gitu. Kan sialan! Eh, tapi bagaimana pun juga mereka teman-temanku. ^_^
Dan aku nggak bermaksud membuka aib orang lain, ya, hanya saja ngingetin pada diri sendiri juga kalian, Lass

Tukar password FB itu percuma. Kamu jagain mati-matian juga nggak ada gunanya. Mengahabiskan waktu saja. 



1. JANGAN POSESIF 

Cowok paling nggak suka akan hal ini. POSESIF. Bukan cowok doang, sih! Kita-kita para cewek juga nggak bakal suka terlalu dikekang. Nggak bisa mengeskpresikan apa yang ada pada diri kita. Kebebasan itu harus ada selama si empunya raga bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan. 

2. BIARKAN DIA BERGAUL 

Kalian pernah baca kutipan ini, 'kan? "Luasnya dunia seseorang tergantung seberapa banyak dia mengenal orang-orang di sekitarnya." Nah, jelas sudah. Bergaul itu penting. Nggak cowok, nggak cewek perlu bersosialisasi supaya pola pikirnya berkembang, salah satu tujuannya, sih itu. 

3. PERCAYA PADANYA 

Siapa sih, yang suka dicurigai? Coba tempatkan diri sendiri pada orang yang dicurigai itu? Pasti rasanya nggak enak banget. Mending kalau benar-benar melakukan apa yang dituduhkan, kalau enggak? Bukankah itu menjadi fitnah? Maka dari itu tanamkan kepercayaan pada pasangan. Berprasangka yang baik-baik sajalah supaya hasilnya demikian. Toh, kalian punya Tuhan yang akan memberi ganjaran atas apa yang dia lakukan. Lagi pula dengan percaya, serta berprasangka baik, kita sebagai cewek malah terbebas dari penyakit was-was. Nggak kepikiran ini itu. Aman. Tentram. Terapi awet muda, Lass. 

4. HARGAI PRIVASINYA 

Poin ini hampir sama dengan kepercayaan. Oh, iya, kata teman-temanku sih begini, "Hubungan yang dewasa itu saling bertukar akun FB, misalnya." Ya, ampun! Enggak banget, deh! Kalau menurutku, dewasa itu yang sudah berani tukar cincin. cieee! 

Kembali ke topik. Nggak usahlah tahu  passwordFB, INSTAGRAM, atau akun-akunsosmed lainnya. Untuk apa? Kalau dia mau selingkuh, banyak cara yang bisa mendukung aksinya. Nggak perlu lewat sosmed, 'kan? Nah, jadi buang jauh-jauh keinginan kalian untuk mengetahui banyak hal tentang apa yang dilakukan pasangan saat jauh dari kita. 

5. RAMAH PADA TEMAN-TEMANNYA 

Terkadang ya, kamu, ah aku ding suka jutek gitu kalau pasangan menyapa temannya. Apalagi teman itu cewek, di hadapanmu langsung lagi. Dan si teman cewek tersebut terlalu ekspresif minta nomer telpon, pin BB, atau semacamnya. Nah, Ladies, haram bagi kita memasang ekspresi jutek. Jangan sampai! Mereka itu kan sudah saling mengenal sebelumnya. Jadi, cuek aja.

6. HARGAI PENDAPATNYA 

Sebagia cowok, wajar dong, jika dia ngasih pendapat atas hal atau sesuatu yang kamu lakukan. Kamu juga butuh masukan dari orang terdekat, bukan? Maka dari itu, hargai pendapatnya sekali pun hal itu bertentangan dengan isi pikiranmu, misalnya. Kamu wajib menjadikan pendapatanya sebagai bahan pertimbangan sebab, pada dasarnya manusia butuh seseorang untuk menunjukkan letak kekurangannya karena memang manusia nggak ada yang sempurna. 

7. BIARKAN DIA CUCI MATA

Burung nggak akan bisa melawan naluri mereka untuk terbang keluar sarang, seperti laron yang nggak bisa berhenti mencari lampu terang, seperti beruang yang nggak bisa menolak untuk hibernasi di musim dingin. Begitu pula manusia nggak akan bisa melawan dorongan biologis mereka untuk mendapatkan kesenangan, kepuasan. Nggak ada yang bisa dilakukan untuk mematikan dorongan itu. Yang ada hanyalah dengan mengendalikan dan memikirkan dampak dari perbuatan. Biarkan semua bergerak seperti seharusnya. Pasti akan ada titik jenuh, bosan, atau semacamnya. Kalau sudah begitu, nanti juga akan berhenti dengan sendirinya. 

#im_glad. Saatnya ngopi2 tjantik! 

 8. TUNJUKKAN CINTA SEDIKIT SAJA 

Ada lo yang norak saat saat menjalin hubungan. Mereka sering mengumbar kata-kata mesra gitu pada pasangannya. Ingat ya, Lass, segala hal yang berlebihan itu membuat mual. Boleh sih, mesra tetapi nggak setiap komunikasi mesti sayang-sayangan. Nggak harus selalu memajang foto pas lagi berdua diseluruh akun media. Enggak. 


9. CUEK DENGAN HAL-HAL SEPELE 

Ada beberapa orang bahkan banyak ya, yang masih menjalin hubungan baik dengan mantannya. Nah, nggak dapat dipungkiri sebagai cewek pasti suka jealous  gitu kalau tahu cowoknya telpon-telponan sama mantan, saling komentar di akun sosial, suka ngelikefoto yang diposting mantan. Sebaiknya cuek aja dengan hal-hal kayak gitu. Kalau enggak, hubungan kalian akan diwarnai pertengkaran yang bibit masalahnya nggak bermutu. Oklah mereka pernah saling menyayangi, tetapi itu kan dulu sebelum akhirnya pasangan memilihmu, Lass. Mereka udah buyaran. Berarti ada hal yang membuat mereka nggak sejalan lagi. Boleh cemburu tapi sedikit saja. Simpan dalam hati. Wanita cantik itu dia yang pandai menyimpan isi hatinya sekiranya jika disampaikan hal itu akan menimbulkan pertengkaran. 

10. MENGETAHUI SEADANYA 

Sebagai cewek pasti selalu ingin tahu hal apa saja yang dilakukan pasangannya. Boleh sih, tahu. Tetapi yang biasa saja. Nggak perlu kayak detektif menyelidiki apa saja yang dilakukan si cowok di luar kebersamaan dengan kita. Mengecek HP-nya segala. Sebaiknya hindari hal itu. 

Nah, semoga postingan ini bisa membantu kita sesama kaum hawa yang sedang berusaha mempertahankan hubungan. Poin-poin itu selain dari pengalaman pribadi, juga aku dapatkan dari berbagai sumber. 

^_^

Terkadang Kita Hanya Butuh Mendengarkan

Diposting oleh Rumah Kopi di 06.29 0 komentar
Ada satu hal yang terkadang kita lupa, yaitu hadir menjadi pendengar yang baik. Yah, cukup hanya diam, memberikan respon minimalis, tetapi mendengarkan dengan seksama setiap detail kisahnya.
  • Ketika kita merasa sedih, ada yang prihatin, ada pula yang tidak. Ini juga wajar dan sah-sah saja. Karena ada orang yang bisa berempati pada orang lain. Ada juga yang menganggap itu hal biasa saja. Yah, mungkin mereka belum pernah berada dalam posisi sulit yang kita alami, sehingga bisa berkata "halaaaah, gitu aja kok sedihnya berlarut-larut"

    Sebagai contoh, saat kita mempunyai berita suka dan duka. Dan kita mengharapkan orang-orang terdekat kita untuk memberikan apresiasi positif. Tapi yang kita dapatkan adalah sebaliknya. Bagaimana perasaan Anda? Kecewa, kesal, marah, sedih, merasa diabaikan, merasa dia bukan teman yang baik, menyesal karena telah menceritakan masalah kita kepadanya, atau apa?

    Inilah yang terkadang membuat sebuah hubungan persahabatan retak, karena tidak adanya rasa toleransi. Lalu, jika ingin merubahnya menjadi lebih baik apa yang seharusnya kita lakukan? Introspeksilah dengan memulai tiga pertanyaan berikut ini untuk diri kita sendiri.

    Apakah kita sudah bersimpati? Apakah kita sudah berempati? Apakah kita sudah bertoleransi?

    Jika belum, ubahlah secara perlahan dengan memberikan apresiasi kita secara tulus pada orang lain. Tak perlu dengan ucapan selamat ketika mereka senang atau ucapan prihatin ketika mereka sedih, apalagi mengucapkan sabar ketika mereka mendapat musibah.

    Ada satu hal yang terkadang kita lupa, yaitu hadir menjadi pendengar yang baik. Yah, cukup hanya diam, memberikan respon minimalis, tetapi mendengarkan dengan seksama setiap detail kisahnya.

    Mendengar dan mendengarkan adalah dua hal yang berbeda. Mendengar, tak perlu komunikasi dua arah. Tetapi mendengarkan membutuhkan komunikasi dua arah dan kehadiran.

    Maka saat kita bersama orang-orang yang kita sayangi, entah keluarga, sahabat, atau orang lain yang baru kita temui berusahalah untuk hadir terlibat mendengarkan informasi yang disampaikannya. Dan responlah bahwa kita sangat mengapresiasi apa yang disampaikannya.

    Baik itu kisah bahagia seperti mendapatkan pekerjaan baru, dilamar seseorang, atau baru saja mendapatkan hadiah doorprize. Cukup dengarkan !

    Ataupun itu keluh kesah tentang kenaikan harga, pekerjaan yang menumpuk atau masalah keluarga. Sekali lagi dengarkan !

    Karena terkadang kita tidak membutuhkan saran apalagi kritik. Tetapi yang kita butuhkan hanyalah kehadiran orang-orang terdekat kita. Untuk apa? Untuk sekedar merasa bahwa kita ada, kita diakui keberadaannya, kita didengarkan dan kita tidak sendiri.



 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting